Amanah Bermakna Menjadi Pembawa Jejak Kapal Asrama

    Tekad dan percaya diri adalah bekal utama yang bisa aku bawa saat mendaftarkan diri di sekolah Kapten Virtual. Jejak-jejak itu masih ada dikala diri ini mencari arah jalan kebaikan di kampus impian. Banyak jalan yang aku telusuri, salah satunya adalah jalan menuju kapal kebaikan ini, sedikit berbeda, seakan-akan diri ini terpanggil untuk menjadi bagian dari perjalanan kapal asrama ini, walaupun harus dalam keadaan online. Awal yang membuat ku tekad saat itu adalah rasa keingintahuan yang mendalam akan sebuah momen-momen asrama, tapi kita bisa apa, waktu menjawab dan keadaan pandemi ini menyingkirkan harapan akan kebersamaan indahnya asrama. Aku tidak menyadarinya, hati ini seakan terpaut, langkah ini seperti tertarik ke arah stasiun pembangun peradaban (asrama). Berkontribusi di dalamnya menjadi jalan yang terpilih, aku berkesempatan untuk ikut membawa momen-momen indah kebersamaan itu dengan para insan asrama, sungguh sangat bersyukur..

    Salam perkenalan. Hai para aktor kebaikan, kenalin aku Annisa Afrilla, beberapa temen biasa memanggil aku Icha. Aku adalah pembawa jejak kapal insan asrama dari Gedung A1 lorong 8 IPB 58, aku suka disebut “Captain Icha”. Aku bukan orang hebat, tapi aku ingin membuat diri ini hebat, semoga kehebatan itu bisa memberikan kebermanfaatan. Setiap proses ini akan aku torehkan di sebuah cerita bermakna, cerita ku saat menjadi seorang kapten di asrama tercinta. Semoga bisa menginspirasi yaa :’)

Amanah baru, menjadi seorang kapten atau bisa disebut sebagai ketua sebuah perkumpulan beranggotakan 50 orang yang ada di lorong adalah amanah baru bagiku saat itu. Bermodal rasa percaya diri aku mendaftarkan diri, tak disangka, amanah menjadi kapten itu jatuh di pundakku. Awalnya sangat terkejut, terasa baru beberapa minggu menjadi mahasiswa baru, aku harus memegang tanggung jawab yang cukup berat menurut ku. Jejak awal menjadi mahasiswa baru harus aku tapaki bersama di sebuah perjalanan baru ini. Sering overthinking di beberapa minggu kedepannya adalah hal yang sering aku rasakan saat itu. Dilema juga dengan beberapa tugas lainnya, ikut membumbui rasa ketidakpercayaan diri akan amanah ini. Tetapi, ketika aku tidak percaya diri dan merasa lelah, aku kembali mengingat atas sebuah prinsip “Amanah tidak akan salah memilih pundak”. Prinsip ini menjadi pegangan diri ini untuk mau menjalankan amanah atas pundak yang telah dipilih. Lanjut aku akan cerita tentang  keunikan saat memimpin para insan lorong. Momen pertama saat itu, aku memimpin lorong secara online yaitu pada saat mengadakan sebuah acara OHC (One Hour Closer), berlandaskan rasa tanggung jawab, aku berkoordinasi dengan para PJ lorong untuk membentuk sebuah acara 1 jam lebih dekat dengan teman lorong. Tidak tau kenapa aku merasa enjoy, seakan-akan terasa begitu dekat satu sama lain. Setiap langkah demi langkah ku dipermudah, mengalir begitu saja, dan yang paling berkesan yaitu ketika harus berbicara memaparkan sebuah konsep penugasan dari kakak SR, yaitu program sosial projek.


Amanah baru, menjadi seorang kapten atau bisa disebut sebagai ketua sebuah perkumpulan beranggotakan 50 orang yang ada di lorong adalah amanah baru bagiku saat itu. Bermodal rasa percaya diri aku mendaftarkan diri, tak disangka, amanah menjadi kapten itu jatuh di pundakku. Awalnya sangat terkejut, terasa baru beberapa minggu menjadi mahasiswa baru, aku harus memegang tanggung jawab yang cukup berat menurut ku. Jejak awal menjadi mahasiswa baru harus aku tapaki bersama di sebuah perjalanan baru ini. Sering overthinking di beberapa minggu kedepannya adalah hal yang sering aku rasakan saat itu. Dilema juga dengan beberapa tugas lainnya, ikut membumbui rasa ketidakpercayaan diri akan amanah ini. Tetapi, ketika aku tidak percaya diri dan merasa lelah, aku kembali mengingat atas sebuah prinsip “Amanah tidak akan salah memilih pundak”. Prinsip ini menjadi pegangan diri ini untuk mau menjalankan amanah atas pundak yang telah dipilih.

Lanjut aku akan cerita tentang  keunikan saat memimpin para insan lorong. Momen pertama saat itu, aku memimpin lorong secara online yaitu pada saat mengadakan sebuah acara OHC (One Hour Closer), berlandaskan rasa tanggung jawab, aku berkoordinasi dengan para PJ lorong untuk membentuk sebuah acara 1 jam lebih dekat dengan teman lorong. Tidak tau kenapa aku merasa enjoy, seakan-akan terasa begitu dekat satu sama lain. Setiap langkah demi langkah ku dipermudah, mengalir begitu saja, dan yang paling berkesan yaitu ketika harus berbicara memaparkan sebuah konsep penugasan dari kakak SR, yaitu program sosial projek. 

Aksi sosial projek, menjadi momen terindah yang akan aku ceritakan di sini, mulai dengan berkomunikasi, berkolaborasi, dan menyatukan pendapat dengan kapten lain. Kolaborasi sosial projek ini berjalan bersama dengan semangat, aksi sosial projek ini hasil kerjasama aku, kapten Nala dari lorong A1/3, dan kapten Trian dari lorong C4/3A. Kami sebagai “trio” kapten, berusaha membentuk kepanitiaan, menyatukan orang-orang yang berbeda, dan pada akhirnya kami berhasil mengadakan aksi kebaikan sosial projek dengan tema Satukan Asa Hijaukan Asrama dengan bantuan dari semua kontribusi temen-temen lorong. Dimulai dari sini, seakan-akan amanah terasa harus benar-benar dipertanggungjawabkan, menyusun strategi, aksi, dan saling menyemangati menjadi momen harian dalam rangkaian langkah yang kami telusuri. Aku sangat beruntung, banyak ilmu baru, pengalaman baru, dan proses belajar baru yang aku dapatkan dalam memimpin sosial projek ini, dimulai menjadi wakil ketua kepanitiaan projek, memimpin jalannya diskusi, menjadi MC, mendekatkan diri dengan anggota, sibuk mengurus administrasi, memantau temen-temen lorong, sampai berkomunikasi dengan baik menjadi pengalaman baru bagiku. Sangat bermakna amanah ini, hampir sedikit tak percaya diri, goyah, tak ada yang menyemangati dalam diri, tetapi melihat semangat para kapten lain, sekaan-akan menyapa untuk saling menguatkan. Bermakna, sungguh sangat bermakna bagiku.

Menanam tanaman mencapai 90 tanaman adalah aksi nyata projek ini, banyak sekali tantangan dalam keadaan online ini, tetapi di akhir kami berhasil menyatukan ketiga lorong dengan pelaksanaan aksi ini. Kami melaksanakan kegiatan webinar juga, webinar itu berjudul “Peduli Bumi: Lindungi Lingkungan, Selamatkan Masa Depan” kegiatan ini bertujuan menyuarakan aksi akan keselamatan lingkungan. Aksi itu kami nyatakan dalam program penanaman tanaman di 3 periode dalam 3 bulan. Foto-foto aksi sosial projek dibentuk menjadi sebuah mozaik bermakna. Mozaik-mozaik foto menyiram tanaman itu telah kami rangkai dengan rapi, terlihat sederhana tetapi berdampak sangat luas dan bermanfaat untuk kehidupan. Lihatlah foto ini!!


Harapannya, aksi kecil yang bisa kami lakukan dalam projek ini, bisa memberikan dampak seluas-luasnya, menjadi amal kebaikan, dan menjadi penumbuh semangat untuk setiap manusia akan pentingnya kepedulian kita terhadap lingkungan. Aksi ini mungkin akan sangat lebih bermakna ketika dilakukan secara offline di lorong masing-masing. Kegiatan menanam tanaman jadi suatu hal yang seru pastinya dan lorong-lorong kami dipenuhi dengan 1 pohon penyelamat 100 insan asrama.

    Sekian cerita singkat aku, semoga bisa menginspirasi. Pesan yang mungkin bisa aku sampaikan yaitu apapun amanah yang kamu jalani saat ini, tetaplah jalani dengan ikhlas, tanggung jawab kita dibutuhkan, dan jangan menyerah atas banyak amanah yang ada. Semoga setiap kebaikan yang kita torehkan bisa memberikan dampak kebaikan yang akan balik ke kita juga. Semangat kamu!!! Fakta unik atas penulisan cerita ini adalah hari ini tepat pada hari ulang tahun aku, semoga jadi amal kebaikan, doain aku yaa!! (26 April 2022 by Captain Icha). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menghadapi Transisi dari Masa SMA ke Masa Kuliah

Tentang Skenario Allah

Pencari Asa Murni