Puisi: ADA HADIAH DARI NESTAPA HUJAN

 

ADA HADIAH DARI NESTAPA HUJAN

Oleh Annisa Afrilla


Aku, penghuni setia gubuk reot itu

Ukiran mimpi yang aku pahat, kini sedikit sirna akibat validasi bumi.

Angin mengguncangkan lubuk harapan

Pondok kecil yang bertahun-tahun kokoh

Kini, tak lagi berdiri dengan sisa kekuatan

Air mata jatuh ikut membasahi tanah di pijakan kaki

Aku: Tuhan, dalam termangu aku terduduk

Gumam ku berkelana, tumpuan itu kini hilang entah kemana.

Tuhan, harapan amaraloka rangkaian mimpi ku

Usang terbuang berserak luluh lantak

Tuhan, kini aku tak punya apa

Kosong lebur membungkus impian di pelipur hati

Menjerit, suara tangis semakin bergelora

Kini, tempat tinggal hancur dibawa nasib

 

Mencoba berpikir tenang, seketika muncul

Teringat akan pesan Ibu tentang kisah hujan

Hujan mungkin membawa petaka, tetapi hujan akan menyiapkan
hadiah indah setelah kehadirannya

Ya, hadiah berupa pelangi, akan menjadi pengurang rasa kecewa ini

Ribuan kata doa kulangitkan, seraya memandang langit sahabat sang hujan

Pelangi, benda ajaib pembawa cahaya kebahagiaan

Pelangi, aku ingin kau hadir, hadir di pelupuk mata ku

Hadir memberikan semangat kepadaku

Dan hadir karena persetujuan Tuhan ku

Cinta mu kerap sederhana,
tapi sosok mu kini menjadi gudang cakrawala

 

Datang…

Seketika arunika menghampiri tanpa pertanda

Lantang menantang mengganti suasana kelam

Awan mulai tersingkir, bos besar sigap menyinari

Cahaya menyongsong memberikan secercah ambisi baru

Suara dersik mengelilingi tubuh ini

Kalbu terdalam seakan-akan mulai mengerti

Bangkit, ku bangkitkan tubuh ini untuk berdiri

Ternyata, doa itu makbul, segera air mata ku seka

Ada bianglala kawan!!

Cahaya berwarna tujuh rupa berkilau di kaki langit

Ah beruntung!!  tujuh cahaya berwarna serupa tepat di atasnya

Pelangi kembar terlihat nyata dan tegas melemparkan senyuman

Kedua pelangi itu menyapa, tersenyum, dan membentuk akara

Cahayanya gemerlap membesit, menyinari langit-langit di atas pondok itu

Harapan ternyata ada, aku kembali menata ulang hati dan pikiran logika

Kisaran, 06 Juli 2022



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menghadapi Transisi dari Masa SMA ke Masa Kuliah

Pencari Asa Murni

Amanah Tidak Salah Memilih Pundak